KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang Maha Kuasa atas Rahmat dan kehendak-Nyalah
penulisan karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Maraknya
penangkaran sarang burung walet saat ini menjadi masalah masyarakat Kec. Ujung
Bulu Kab. Bulukumba Sulawesi Selatan karena banyak dampak negatif yang
ditimbulkan oleh penangkaran tersebut. Berdasarkan dari permasalahan tersebut
penulis mengangkat judul karya tulis ilmiah “ANALISIS MARAKNYA
PENANGKARAN SARANG BURUNG WALET DI TENGAH-TENGAH KOTA”, yang bertujuan untuk menemukan dampak negatif,
harapan, dan respon masyarakat terhadap adanya penangkaran sarang burung walet
tersebut.
Di
dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis berusaha untuk memberikan hal
yang terbaik. Meski penulis sudah berusaha sekuat mungkin, pastilah ada yang
tidak berkenan di hati pembaca. Maka jika ada hal yang tidak berkenan di hati
pembaca, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Tak
lupa peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada Bapak dan Ibu Guru kami yang
telah membimbing dan memberikan banyak pandangan dalam melakukan penelitian dan
menyelesaikan karya tulis ini.
Dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini penulis menemukan berbagai kesulitan, terutama
keterbatasan mengenai waktu dan penguasaan ilmu penulis. Sehingga apabila
terdapat kekurangan dalam karya tulis ilmiah ini, penulis sekali lagi meminta
maaf yang sebesar-besarnya. Maka, kritik dan saran yang bersifat konstruktif dan
membangun sangat diperlukan demi kemajuan karya tulis ini di masa yang akan
datang.
Bulukumba, April
2012
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara
yang kaya akan hasil bumi hayati maupun nonhayati. Seiring berkembangnya era
globalisasi dan ilmu pengetahuan, menyebabkan perekonomian Negara Indonesia
saat ini mulai krisis. Diakibatkan beberapa faktor luar maupun dalam Negeri itu
sendiri. Memang pada saat ini, Indonesia belum bisa mencapai kesejahteraan umum
secara merata kepada semua lapisan masyarakat. Hal ini mengakibatkan banyaknya
rakyat Indonesia yang merasakan dampak buruk dari krisis saat ini.
Krisis adalah suatu
keadaan yang merupakan titik balik yang dapat membuat sesuatu tambah baik atau
bertambah buruk. Namun, dibalik krisis ekonomi Indonesia,
banyak pengusaha yang memanfaatkan situasi ini untuk melakukan berbagai
usaha-usaha ekonomi. Salah satu usaha yang paling menonjol saat ini ialah
pembangunan penangkaran sarang burung walet di tengah kota. Air
liur dari burung walet diumpamakan seperti emas, barang berharga.
Komoditas yang berharga selalu menarik perhatian mereka yang ingin mendapat
kekayaan terutama bagi pengusaha.
Burung walet merupakan
burung pemakan serangga yang bersifat aerial dan suka meluncur. Burung walet merupakan burung penghuni gua batu
kapur yang dikelilingi oleh hutan lebat. Secara fisik gua merupakan pelindung
bagi burung walet, karena walet menggunakan langit-langit gua untuk menempelkan
sarang sebagai tempat beristirahat dan berkembangbiak.
Tetapi, karena tidak
adanya kepedulian pengusaha terhadap keindahan lingkungan masyarakat,
menyebabkan pembangunan dan tatakota di perkotaan maupun di daerah menjadi
kurang maksimal dan pengelolaannya
terkesan semrawut. Karena mengurangi keindahan, keamanan, dan kelestarian
lingkungan hidup. Tata kota dan keindahan kota semakin
terganggu selama pembangunan rumah walet kian bertambah. Perencanaan tata kota
semakin tidak teratur. Hal
ini menyebabkan tataruang di perkotaan menjadi kurang efektif dan efisien.
Kota
yang menjadi tempat pembangunan sarang burung walet tidak lagi menjadi kota modern,
dalam artian sebagai kota nyaman yang memiliki lingkungan bersih dan
teratur. Dampak negatif lainnya bagi lingkungan yaitu bisa
menggangu lingkungan sekitar dampak tersebut yakni kekhawatiran masyarakat
bahwa aves dan sejenisnya menjadi media atau sarana penyebaran virus H5N1 atau
virus flu burung, salah satu virus yang mematikan yang kerap menyerang ternak
ayam, unggas dan sejenisnya akhir-akhir ini. Masyarakat
hidup dalam satu lingkungan dengan satwa liar bukan hal dibenarkan
dari segi kepentingan kesehatan publik. Potensi penyebaran penyakit
berbahaya oleh burung walet susah diprediksi. Selama rumah walet ada di
lingkungan pemukiman bahaya dan ancaman penyakit yang disebarkan burung walet
selalu ada.
Bagi pengusaha (pemilik rumah) walet supaya bisnisnya
beruntung dia harus berhasil menghasilkan sarang walet banyak dan bermutu. Sehingga berdampak negatif bagi pemukiman masyarakat yaitu penduduk di sekitar
kota menjadi berpindah tempat karena takut akan ancaman-ancaman negatif di atas
dan tanah tempat masyarakat bermukim
dibeli dengan harga yang cukup mahal.
Oleh karena itu,
berdasarkan uraian di atas peneliti selaku penulis mengadakan penelitian
tentang pembangunan penangkaran sarang burung walet di tengah kota. Demi tetap
utuhnya kesejahteraan dan kesehatan masyarakat di sekitar penangkaran tersebut.
Peneliti ingin meneliti keadaan perkembangan pembangunan sarang burung walet di
tengah kota, bagaimana kondisi masyarakat tersebut, dan tujuan lainnya adalah
peneliti ingin mengetahui manfaat penangkaran tersebut.
B. Rumusan
Masalah
1) Bagaimana pandangan
masyarakat tentang keberadaan penangkaran walet di tengah kota ?
2) Bagaimanakah
harapan masyarakat kepada pemerintah tentang keberadaan penangkaran sarang
burung walet di perkotaan ?
3) Adakah dampak
negatif penangkaran walet terhadap masyarakat sekitar ?
C. Tujuan
1)
Untuk mengetahui pandangan masyarakat tentang keberadaan
penangkaran walet di tengah kota.
2)
Untuk mengetahui harapan masyarakat terhadap pemerintah
sebagai pengatur yang berwenang.
3)
Untuk mengetahui dampak negatif penangkaran walet
terhadap masyarakat sekitar.
D. Manfaat
a.
Bagi peneliti
1.
Melatih
kemampuan penulis dalam membuat karya tulis ilmiah
2.
Menambah
wawasan khususnya tentang pembangunan penangkaran sarang burung walet di tengah
kota dan pengaruhnya terhadap masyarakat
3.
Sebagai bahan
penelitian tentang pembangunan penangkaran sarang burung walet di perkotaan.
4.
Dapat menambah
wawasan penulis
maupun pembaca.
b.
Bagi masyarakat
1.
Bagi masyarakat, dapat menyadari betapa pentingnya
melestarikan lingkungan
dan menjaga keindahan kota.
2.
Menambah wawasan masyarakat tentang menjaga kelestarian
kota
c.
Bagi Pemerintah
1. Pemerintah dapat mengetahui keadaan sebenarnya dari
masyarakat di sekitarnya, sehingga dapat mengambil kebijakan yang sesuai dengan
permasalahan tersebut.
2. Bagi Pemerintah,
dapat memperluas wawasan dan mendapatkan ide untuk mengembangkan ataupun
mempertahankan kelestarian di
sekitar penangkaran sarang burung walet
II. KAJIAN TEORI
1. Kajian Teori
a. Burung Walet
Kehidupan walet memang tebilang
unik. Pasalnya dari mencari makan hingga berkembangbiak, semua dilakukan di
udara . itulah sebabnya burung ini dikategorikan burung layang atau swift.
Walet berasal dari famili Apopidae.
Pada dasarnya, famili Apopidae terdiri atas dua kelompk. Kelompok pertama
adalah Genus Chaetura (walet ekor duri) , genus collocalia (walet gua), dan
genus Cypseloides (Walet hitam dari amerika Utara). Sementara itu, kelompok
kedua hanya satu genus, yaitu Apus. Walet gua atau Collocalia tercatat memiliki
26 spesies, dan 12 spesies diantaranya ditemukan di Indonesia. Namun, dari
sekian banyak spesiesnya hanya dua pesies yang namanya terkenal dalam dunia
bisnis walet, yaitu Collocalia fuchipaga dan Collocalia maxima.pasalnya, sarang
yang dihasilkan dari kedua spesies inilah yang banyak diburu sejak ratusan
tahun lalu.
Pada dasarnya, burung walet mampu
terbang selama 40 jam tanpa berhenti, dengan kemampuan terbangnya mencapai 150
km/jam . bentuk fisik dan sayapnya memang terancang untuk mendukung
kehidupannya di alam terbuka. Walet memilki sayap seperti bulan sabit bentuknya
memanjang dan runcing dengan panjang rata-rata 12 cm. Jika direntangkan
panjangnya bisa mencapai 26 cm.
Jika dilihat dari Taksonominya,
burung walet memiliki silsilah sebagai berikut :
·
Kingdom : Animalia
·
Fillum : Chordata
·
Subfillium : Vertebrata
·
Kelas : Aves
·
Ordo : Apodiformes
·
Familia :
Apodidae
·
Genus : Collocalia
·
Spesies : Collocalia spp
Burung walet merupakan
burung penghuni gua batu kapur yang dikelilingi oleh hutan lebat. Secara fisik
gua merupakan pelindung bagi burung walet, karena walet menggunakan
langit-langit gua untuk menempelkan sarang sebagai tempat beristirahat dan
berkembangbiak.
Seperti halnya kelelawar,
walet gua juga mampu melakukan ekholokasi, yaitu kemampuan mengeluarkan suara
berfrekuensi tinggi sehingga memungkinkannya untuk terbang di tempat yang
gelap. Walet juga mampu mencari makan dalam jarak yang cukup jauh dan sering
kembali ke gua beberapa jam setelah matahari terbenam. Walet ini juga mempunyai beberapa ciri dengan
Burung Sriti, tapi tetap mempunyai perbedaan. Fisiknya lebih mirip walet tetapi
lebih besar. ( Redaksi AgroMedia, 2007. Kiat
Praktis Budi Daya Walet, PT. AgroMedia Pustaka : Jakarta Selatan )
b. Tata Kota
Ruang didefinisikan sebagai wadah
yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
manusia
dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan
hidupnya. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Struktur Ruang
adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan
sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. Tata ruang
perkotaan lebih kompleks dari tata ruang perdesaan, sehingga perlu lebih
diperhatikan dan direncanakan dengan baik. Kawasan/zona di wilayah perkotaan
dibagi dalam beberapa zona sebagai berikut:
- Perumahan dan permukiman
- Perdagangan dan jasa
- Industri
- Pendidikan
- Perkantoran dan jasa
- Terminal
- Wisata dan taman rekreasi
- Pertanian dan perkebunan
- Tempat pemakaman umum
- Tempat pembuangan sampah
2. Kerangka Fikir
Berdasarkan
latar belakang, Rumusan masalah, dan Tinjauan pustaka maka, adapun yang menjadi
kerangka fikir sebagai berikut :
III.
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Adapun jenis
penelitian yang kami lakukan yaitu, penelitian deskriptif fenomena atau fakta yang
sedang terjadi di lingkungan masyarakat sekitar.
B.
Subjek Penelitian
Adapun
subjek penelitian kami adalah masyarakat dan pemilik penangkarana sarang burung
walet dipersempit mengambil beberapa sampel masyarakat.
C.
Waktu dan Tempat Penelitian
Adapun waktu
penelitian pada bulan April 2012. Serta Tempat pelaksanaan penelitian di Kec.
Ujung Bulu Kab. Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan
D.
Populasi dan Sampel Penelitian
Adapun populasi
dalam penelitian yaitu, masyarakat kec. Ujung Bulu, dan sampel yang diambil
secara acak sebanyak 30 orang.
E.
Metode Pengumpulan Data
1.
Wawancara
2.
Angket
3.
Observasi
4.
Studi Pustaka (library research), yaitu mencari informasi
dan kajian dari berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.
F.
Metode Analisis Data
a.
Analisis Kuantitatif
Data
yang telah terkumpul diolah secara kuantitatif sehingga menghasilkan suatu
karya tulis yang bersifat deskriptif. Cara ini terdiri dari angka-angka
menggunakan rumus-rumus Presentase. Data yang telah diperoleh di analisis lebih
lanjut dalam bentuk tabuasi data yang disusun dalam table frekuensi. Analisis
data kuantitatif adalah analisis data dengan menggunakan rumus :
100% = PH
ket : x : Jumlah Frekuensi
y :
Jumlah sampel
PH
: Hasil presentase
b. Analisis
Kualitatif
Analisis kuantitatif digunakan melalui
interpresentase dari kuantitatif dengan menggunakan kata-kata.
IV.
JADWAL PENELITIAN
Tabel 1.
Jadwal Kegiatan
NO
|
KEGIATAN
|
Bulan/Minggu
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1.
|
Penyusunan
kerangka Proposal
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Penyusunan
cara pengambilan data
|
|
|
|
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Penyusunan
Analisis data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
Penyusunan
Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
|
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
diketahui bahwa penangkaran burung walet di Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten
Bulukumba membawa beberapa pengaruh buruk bagi kota dan masyarakat sekitar sebanyak
75%. Pandangan masyarakat yang tidak setuju jika penangkaran burung walet
dilanjutkan sebanyak 60 %. Harapan masyarakat tentang pembangunan penangkaran
sarang burung walet di tengah kota sebanyak 18 % dan yang merasa ragu-ragu
ialah sebanyak 38% & dampak negatif penangkaran sarang burung walet di
tengah-tengah kota ialah dapat menimbulkan yang namanya flu burung dan tatakota
menjadi tidak efektif dan efisien.
Harapan
masyarakat terhadap Pemerintah yaitu Pemerintah seharusnya bisa
mengetahui keadaan sebenarnya dari masyarakat di sekitarnya, sehingga dapat
mengambil kebijakan yang sesuai dengan permasalahan tersebut & yang kedua
ialah Pemerintah, dapat
memperluas wawasan dan mendapatkan ide untuk mengembangkan ataupun
mempertahankan kelestarian di sekitar penangkaran sarang burung walet agar
masyarakat tidak terganggu.
VI.
DAFTAR PUSTAKA
·
Drs. Arief Budiman. Memanggil dan
Mengasuh Walet dengan Sriti Kembang
·
Redaksi AgroMedia, 2007. Kiat
Praktis Budi Daya Walet, PT. AgroMedia Pustaka : Jakarta Selatan